Kamis, 25 April 2013

Drizzle on Friday


Dear tetangga berdiagonal dengan rumahku..
Hampir dua bulan kita tidak bertemu. Ya, itu karena kamu sibuk dengan persiapan UN kamu dan aku sibuk dengan kegiatanku sendiri. Tapi, bukan itu yang mau kubahas. Bukan kesibukan kita masing-masing. Aku tak ingin membahas itu. Aku hanya ingin membahas tentang kita, tanpa penghalang bernama ‘kesibukan’
Tetangga, apa kamu ingat terakhir kita berangkat sekolah bareng? Ya..Ya.. kamu benar, di hari Jum’at (Hari kesukaanku tapi tentu kamu tak tahu #naas) Hari itu gerimis mendekati hujan. Aku salah satu pecinta hujan tapi ini bukan waktu yang tepat untuk bermain dengannya. Sialnya, angkot yang biasa lewat gak ada. Katanya sih kejebak macet. Aiihhh, aku berpikir kalau hari itu adalah hari kesukaan yang paling ku benci. Eith, but you came. Ketika gerimis, dihari Jum’at.
Kamu mengajakku jalan ke perempetan.
“ Yun, jalan aja yuk.”
Aku hanya mengangguk. Mengikutimu dari belakang.
Kamu tahu? Aku merasa kita seperti di film-film, di novel-novel. Orang-orang melihat kita. Tentu kamu tidak sadar. Karena kamu terus berjalan kedepan tanpa perduli tatapan mereka. Entah kenapa, aku jadi ingin tertawa. Menertawakan semuanya yang begitu lucu dan menyenangkan.
Yu no? Aku tidak pernah suka memakai  rok. Itu membuatku berjalan sangat (Dan lebih) lambat dari biasanya. Dan, itu terbukti. Kamu berada di depan jauh beberapa meter dari ku. Seharusnya aku mengejarmu, menyamai, dan berjalan bebarengan. Tapi, aku terlalu malu untuk melakukan itu. Aku, membiarkanmu terus berjalan ke depan.
Aku ingat, aku menyusuri jalanan aspal itu dengan kepala tertunduk. Melihat jalanan yang sedikit becek karena hujan malam hari. Tiba-tiba, sebuah intuisi membuatku mendongak ke arahmu. Jujur aku tertegun dengan apa yang kau perbuat. Kamu menungguku berjalan. Berdiri menatapku yang masih sibuk mengamati jalanan aspal.
Hari itu, tidak seperti hari yang lalu. Tidak seperti hari dimana kita menjalani masa remaja. Hari itu seperti hari disaat kita masih kanak-kanak. Kita melebur, mencair bersama gerimis di hari Jum’at.
Berlalu. Setelah itu tidak ada kelanjutan lagi.
Sekarang, kamu sudah menghadapi UN. Congrats. Dan, saya tahu kita tidak akan berangkat bareng lagi.
Sekarang, aku melewati jalan perumahan sendiri. Tidak bertemu kamu lagi dipersimpangan jalan.
Aku merasa kehilangan.
Hari ini, Kamis 25 April 2013..
Saatku berjalan pulang. Sedikit berlari ke arah koridor sekolah, aku melihatmu. Dan, sialnya salah satu temanku (dan kamu) menyeretku mendekatimu.
“ Yun, bilang sesuatu ke Bang ......” Katanya
Aku hanya menengok datar ke arah mu dan “ Hai, Bang”
Dan, kamu hanya membalas dengan senyuman kikuk.
Dan, temanku (dan kamu) lagi-lagi mengoceh. “ Ih, bilang yang itu yuuunnn! “
Aku tersenyum malas. Ya, aku tahu. Pasti ini tentang mantan kelas 3 sd mu itu. Yang super duper Agresif.
“ Udah dew, biarin si Yuyun pulang. Udah, Yun kamu pulang aja.”
Dan, temanku (dan kamu) melepas cengkraman..
Aku mengeloyor pergi. Oh Tuhan, itu loh wajah yang dari kemarin aku kangenin. Yang dulu pernah tiba-tiba nongol disampingku waktu mau berangkat kesekolah. Yang dulu pernah berteriak memanggilku. Yang dulu waktu masih kecil pernah ngasih aku sate. Itu loh, yang dulu selalu main sepeda bareng.
Yeah, selanjutnya aku pergi. Tidak peduli dengan apa yang terjadi selanjutnya tentang kita. Aku masa bodoh.
Aku tidak benar-benar pulang, sebenarnya. Malah nimbrung di kelompok 1 (Tari saman)
Saat ku benar-benar pulang ternyata takdir membawaku bertemu (lagi) denganmu. Di simpangan jalan dimana tempat kita biasa berpapasan. Aku berjalan lebih cepat (berharap kamu tidak melihatku). Aku malas (dan malu) bertemu denganmu. Tapi, sialnya (lagi-lagi) kamu meneriaki ku. Membuatku harus menoleh.
And then, aku tidak bisa bercerita lagi..
Tadi itu seperti mimpi..
Dan selang beberapa menit kemudian (lagi-lagi) gerimis menyerang bumi. Sama seperti gerimis di hari Jum’at.
Aku berharap, masih ada cerita diantara kita.
Dan, jika seandainya ada, aku akan membaginya pada dunia.
Deeply hide love
Yuke

Tidak ada komentar:

Posting Komentar