Jumat, 03 Januari 2014

Badai

Peluk aku..
Aku tak mau tahu kau milik siapa dan aku milik siapa
Curi aku.. Bawa aku lari.. Sentuh tangan ini.
Aku tak mau peduli dengan perkataan dunia.
Lindungi aku... Buatlah hati ini hangat.
Buat jiwa ini sejuk.. Buatlah pelangi dalam diriku.
Tutup matamu dari segalanya.
Lihatlah aku.Percayakan semua ini padaku.
Ayo, kita menantang takdir.
Berdiri di atas badai.
Menari di atas petir.
Ayo, kita terjang ombak.
Kuatkan hati seperti karang.
Tenggelamkan pusarannya.
Telanjangi para pengacau.
Seperti seekor merpati di tangan kita.
Bebaskan atau genggam erat.

Sekarang, semua ada padamu, Cinta.

Tahu


aku tidak tahu dimana kebenaran
aku tidak tahu apa aku tertipu atau menipu
aku tidak tahu wajah apa yang sedang ku pasang
Yang aku tahu, yang aku tahu, semua ini untuk mempermudah.
Menyakitkan atau disakiti. Aku tidak tahu.
Yang aku tahu, yang aku rasa, adalah nyeri.
Jiwa siapa yang ditusuk atau siapa yang menusuk, Siapa peduli.
Mata siapa yang terpejam, siapa yang memejam, tidak ada yang tahu.
Siapa yang menghebus atau dihembuskan, tidak ada yang merasa,
Kita hanya berdiri. Mempermainkan.
Ini drama? Nyata? Aku tidak mau tahu.
Berterimakasih. Ya. Karena telah menghadirkan cerita ini.
Alur yang tak pernah ku sangka.
Kau... Kita... Mempermainkan.
Hati siapa yang tersiram, Dia yang kalah.
Aku.. Kau.. Tersiram..
Tapi tak ada yang mengaku.. Tak ada yang mau tahu..
Kita.. Menyembunyikan..

Dunia terdustai.. Tertipu.. Tersakiti bersama..

Bayangan

Lihatlah aku dalam bayangan..
Lihatlah aku dalam pias bulan..
Bintang, langit gelap, dingin..
Aku disana..
Refleksiku disana..
Lihatlah aku dalam bayangan..
Saat badai membawakan tarian rindu..
Saat petir tak pernah menyentuh bumi..
Lihatlah aku dalam bayangan..
Mimpi beku, tak membawakan kehangatan,,
Mendekat, menjauh, timbul, memudar..
Rebahkanlah kepala mu di bayanganku..
Istirahatlah dalam pelukanku..

Walau ini hanya bayangan.. Fatamorgana

Takdir

Pergilah... Menjauh.. Menghilang.. Memudar..
Tinggalkan warna hitam.. Tinggalkan hujan tak berair..
Rasa dingin... Tusukalah..
Bawalah jiwa ini.. Ambilah petir ini..
Pada akhirnya.. Dunia tak meninggalkan bau kopi..
Pada akhirnya.. Tanah tak lagi hangat..
Tak ada yang bisa menenangkan raga ini..
Apalah artinya?
Tak ada.
Mengapa tak mati saja?
Tak mau.
Mengapa tak menghilang saja?
Tak bisa.
Mengapa kita tak ditakdirkan bersatu?
Entahlah.
Tak tahu.
Siapa yang berhak disalahkan?
Takdirmu atau takdirku atau Bumi ini.