Sabtu, 18 Oktober 2014

Presiden Baru, Wajah Pendidikan Baru, Indonesia Makmur

Pelantikan presiden dan wakilnya tinggal 2 hari lagi nih..!

Selamat atas terpilihnya Pak Jokowi dan Pak JK menjadi Presiden dan Wakil presiden ke 3 yang benar-benar dipilih oleh rakyat.

Bapak, Anda terpilih bukan karena kami asal pilih, bukan karena kami asal coblos dan ikut-ikutan trend pilih yang paling banyak dipilih. Bukan! Anda terpilih karena kami memberikan kepercayaan kami pada Anda.

Kami ingin Indonesia kami lebih baik di Lima tahun yang akan datang.

Pak, kami mengerti Indonesia tidak akan mudah berubah ke arah yang jauh lebih baik dari sekarang hanya dalam jangka waktu lima tahun. Indonesia negeri yang begitu besar dan begitu banyak masalah-masalah di dalamnya.

Saya pribadi ingin masalah-masalah di Indonesia terselesaikan. Contohnya masalah-masalah seperti Korupsi, Nepotisme, Kemiskinan, Pengangguran, dan masih banyak lagi. Tapi, itu bukanlah hal yang mudah. Tidak semudah membalikan telapak tangan tapi, saya yakin Bapak bisa mengatasi ini karena saya dan seluruh masyarakat Indonesia sudah mempercayainya kepada Bapak.

Pak, ini solusi saya jika Bapak ingin berhasil dalam “merapihkan” negeri ini.  Benahi dulu pendidikan di Indonesia, Pak. Negara berkualitas dan maju dilihat dari pendidikannya. Bukan, seberapa kaya dan seberapa banyak pendapatan per kapitanya, menurut saya.

Pak, buatlah pendidikan di Indonesia lebih berkarakter. Buatlah anak bangsa ini mengerti budi pekerti, mengerti arti pancasila sesungguhnya. Pak, saya pribadi, jelas menginginkan anak bangsa Indonesia pintar dalam Matematika, Fisika dan ilmu sains lainnya. Tapi, apalah arti pintar dalam akademik bila tidak pintar membawa diri? Tidak pintar dalam menempati diri? Tidak pintar mengendalikan diri?

Pak, bila suatu bangsa sudah mengenal budi pekerti dan menerapkannya, bangsa itu akan menjadi bangsa yang agung dan terpandang. Bukan hal yang sulit bila bangsa itu ingin maju bahkan tanpa susah payah bangsa itu akan maju dengan sendirinya.

Bila Indonesia menanamkan, menerapkan Pancasila dan Budi pekerti di dalam pendidikannya, bukan tidak mungkin negara ini setara dengan negara-negara maju nan teratur itu.

Bayangkan bila negara Indonesia menanamkan dan menerapkan Pancasila dan Budi pekerti sejak dulu. Tidak ada yang berani melakukan korupsi, karena itu tidak sesuai dengan apa yang diajarkan. Tidak ada yang namanya suap-menyuap. Tidak ada yang berani melakukan pengrusakan fasilitas umum. Tidak ada yang tidak membayar pajak. Bayangkan bila semua itu terjadi! Betapa makmurnya Indonesia hanya karena rakyatnya menerapkan Pancasila dan Budi pekerti. Dan, masih banyak lagi hal-hal buruk yang tidak akan terjadi bila Pancasila dan Budi pekerti diterapkan sedari dulu.

Pak, jangan jadikan Pancasila dan Budi pekerti mata pelajaran yang hanya “menambah-nambah” jadwal pelajaran. Memang, Pancasila dan Budi pekerti adalah mata pelajaran wajib di setiap jenjang pendidikan. Namun, kesan yang didapat sekarang-sekarang ini adalah pelajaran Pancasila dan Budi Pekerti mata pelajaran yang hanya “ menambah-nambah” jadwal pelajaran.

Pak, jangan hanya jadikan Pancasila susunan wajib yang harus dibawakan, dibacakan pada saat Upacara di hari Senin. Tapi, buatlah Pancasila  diterapkan sebagaimana takdirnya. Buatlah Pancasila terserap, tersimpan dihati masyarakat Indonesia.

Pak, walaupun efeknya tidak langsung terlihat satu tahun, dua tahun bahkan lima tahun kedepannya tapi pasti itu akan membuat bangsa Indonesia berubah. Berubah 180 derajat dari yang sekarang, Pak.

Indonesia sudah memiliki dasar negara terkuat di dunia ini. Yaitu Pancasila. Terapkan itu maka Indonesia akan mencapai tujuan dan cita-cita negara yang sesungguhnya.


Rabu, 15 Oktober 2014

Bekasi oh Bekasi


Hello.. world..

Apa kabar? Bagaimana keadaan bumi sekarang? Saya lagi berada di Bekasi yang katanya bukan bagian bumi lagi. Oh ya apa kabar Indonesia? Bagaimana keadaannya tanpa Bekasi? Apakah baik-baik saja?
Tak usah dijawab. Toh, semua itu tak benar-benar terjadi kan? Semua itu hanya bayolan orang-orang yang mau speak up tapi salah bahasa dan salah sasaran. Bersyukurlah kalian karena semua itu tidak terjadi. Semua itu hanya sebuah guyonan semata. Kenapa? Karena Indonesia akan “mati” tanpa adanya Bekasi. Believe in me.
Saya menulis seperti ini juga ada sebabnya, mari kita menelaah kenapa saya menulis seperti itu...
Indonesia butuh uang untuk membangun negara. Of course, semua negara butuh itu. Tapi uang negara itu darimana ya? Kita tahu, uang negara itu didapat dari pajak, pajak, dan pajak. Pajak itu bisa didapat dari perusahan, perseorangan dan banyak lagi. 
Apa hubungannya dengan ini? Bekasi itu sebuah kota dengan kawasan industrinya terluas dan terbesar se-asean. Artinya, banyak perusahaan yang ada di Bekasi dan itu berarti, Bekasi penyumbang uang pajak terbesar. Nah? Bisa dibayangkan? Berapa banyak uang yang di sumbangkan oleh Bekasi. Mau kalau Bekasi hilang dari Indonesia? Eh, tunggu itu baru pajak perusahaan.. kalau pajak perseorangan. Pajak pendapatan pertahun. Kemarin, saya lihat pajak yang harus dibayarkan orang tua saya untuk pendapatan mereka pertahun. Sekitar 6 juta. Beliau bekerja di salah satu perusahaan di Bekasi. Wow, bisa dibayangkan lagi dong! Sumbangan masyarakat Bekasi untuk negara dari pajak. Masih mau Bekasi hilang dari Indonesia, Mas dan Mba bro?

Sebuah kota, dengan kawasan industri terpadat se-asean pasti banyak polusi, kemacetan, dan panas, sebuah hal wajar bila seperti itu. Malah aneh rasanya bila tidak  seperti itu. Pohon di Bekasi sudah cukup banyak saya rasa. Tapi, mungkin, pohon-pohon itu tidak sesuai dengan banyaknya polusi yang ada. Solusinya? Pengurangan-pengurangan kendaraan bermotor dan pembatasan Perusahaan . Well, tapi, apakah mau ya? Saya rasa tidak ada yang mau. Jadi, kalau begitu, tidak usah mengomentari atau mengkritik bila tidak ada yang mau memulai sebuah perubahan.
Fasilitas dan Pembangunan, Bekasi adalah kota yang cukup pesat. Mall-Mall, Stadion, dan banyak lagi yang sedang dibangun di kota dan kabupatennya. Taman? Hm.. tidak begitu banyak taman di Bekasi tapi ada. Terawat? Beberapa terawat dan beberapa lagi tidak. Tapi, janganlah berkomentar dulu. Sebetulnya akan terawat bila masyarakat dan pemerintahnya saling bahu membahu menangani itu. Oh.. wait, jangan komen masyarakat Bekasi blablabla... jangan. Semua masyarakat Indonesia saya rasa kalau di suruh merawat fasilitas publik agaknya kurang respek dan respon, jadi daripada kritik masalah Bekasi lebih baik kritik kota anda dan benahi kota anda.
Satu pesan saya, Jangan speak up kalau hanya bisa mengejek dan membuat guyonan yang bikin orang jengah. Perubahan besar itu dimulai dari hal-hal kecil yang lama-lama membesar, tidak ada perubahan besar tanpa ada perubahan hal-hal sepele tapi penting.