Saat raga ini
menghirup oksigen untuk pertama kali..
Saat raga ini
menghentak-hentak udara, menangis,
Kau tersenyum
bahagia memandangku
Putri kecilmu
telah lahir.. kau kecup.. kau peluk..
Suara mu begitu
ku kenal saat itu..
Sangat ku
nantikan gerangan siapa pemilik suara tenor nan lembut..
Sangat ku
nantikan setegas apa wajahnya.
Kumandang adzan
mengalun ke daun telinga, mengalir memasuki jantung ini..
Setetes air mata
mengalir, seperti embun sejuk disanubari
Satu tahun.. dua
tahun.. tujuh belas tahun, berlalu begitu cepat…
Ayah, putrimu
kini tumbuh menjadi seorang wanita
Telah banyak
cerita yang kita lalui bersama..
Teringat ketika
diriku menangis dihadapanmu,
Ketika diriku membuat banyak kesalahan
Ketika diriku
membuatmu kecewa..
Ayah, maafkan
putrimu ini, begitu rapuh.. begitu lemah, tak setegar dirimu
Ayah, jikalau
aurora bisa ku persembahkan untukmu,
Akanku hadirkan cahaya menarinya dihadapanmu
Akanku hadirkan
gemerlap cantik zamrudnya
Ayah, betapa
dirimu berarti bagiku.. betapa jiwa ini menyanjungmu..
Ayah, kau adalah
dunia yang ku punya dan selalu ku punya
Ayah, aku
mencintaimu… tanpamu ragaku tak terisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar